Home » » MAHABHARATA Bab 46A - Perang Hari Kedelapan ( gugurnya irawan )

MAHABHARATA Bab 46A - Perang Hari Kedelapan ( gugurnya irawan )

HARI KE DELAPAN

Ketika fajar hari kedelapan menyingsing, Bhisma mengatur balatentara Kaurawa dalam formasi kurmawyuha atau kura-kura.


Di pihak Pandawa, Yudhistira memerintahkan Dristadyumna agar menyusun pasukannya dalam formasi trisula atau tombak bermata tiga. Mata pertama dipimpin Bhimasena, mata ketiga dipimpin Satyaki dan mata yang tengah dipimpin Dharmaputra .

Hari itu Arjuna sedih karena kehilangan Irawan, putranya dari istrinya yang berasal dari Negeri Naga. Pemuda gagah dan tampan itu datang setelah mendengar berita tentang pertempuran ayahnya di medan Kurukshetra. Negeri Naga memang terkenal dengan kesatria-kesatria perangnya. Karena itu, Duryodhana mengirimkan raksasa Alambasa untuk menghadapi kesatria dari Negeri Naga itu. Irawan tewas setelah bertempur sengit melawan Alambasa .

Mendengar berita bahwa anaknya gugur, hati Arjuna hancur. Dengan sedih ia berkata kepada Krishna, “Benarlah kata Widura, kedua pihak akan terjerumus ke dalam kedukaan yang tak terperikan. Untuk apa kita saling membunuh? Hanya demi memperoleh warisan? Setelah saling membunuh, kebahagiaan seperti apa yang bisa kita rasakan? Wahai Krishna, sekarang aku mengerti mengapa Yudhistira hanya meminta bagian lima desa saja dari Duryodhana. Dharmaputra juga menyatakan bahwa sebaiknya kita tidak berperang. Duryodhana yang menjadi biang keladi semua ini karena dia menolak memberikan lima desa. Hanya gara-gara permintaan sepele saja kita semua terjerumus ke dalam dosa .

“Sekarang aku bertempur hanya karena malu disebut pengecut. Jika kulihat mayat para prajurit dan kesatria bergelimpangan di medan perang ini, hatiku diliputi duka dan penyesalan. Alangkah jahatnya kita semua, terus saja menimbun dosa dengan saling membunuh.”

Melihat Irawan terbunuh, Gatotkaca tak bisa menahan kemarahannya. Ia berteriak lantang lalu maju menggempur dan mengobrak-abrik formasi balatentara Kaurawa hingga kacau-balau. Duryodhana segera mendekat dan menerjang Gatotkaca. Raja Wanga dan pasukan gajahnya menggabungkan diri dengan Duryodhana. Pertempuran berlangsung seru. Duryodhana banyak sekali membunuh prajurit Gatotkaca. Sebaliknya, Gatotkaca banyak pula menghancurkan pasukan gajah Raja Wanga. Akhirnya Gatotkaca melepaskan anak panah sakti ke arah kereta Duryodhana. Tepat saat itu, gajah yang dinaiki Raja Wanga lewat di samping kereta Duryodhana. Akibatnya, gajah itulah yang terkena panah. Gajah yang perkasa itu langsung rubuh ke tanah, menguak keras lalu mati.


Bhisma cemas melihat Duryodhana yang hanya bisa bertahan, tidak mampu membalas serangan. Ia segera mengirimkan bala bantuan yang dipimpin Drona. Sementara itu, Gatotkaca tetap menyerang dengan garang. Bala bantuan terus mengalir bagi Kaurawa. Sebab itu, Yudhistira juga mengirimkan bala bantuan yang dipimpin Bhimasena untuk menolong Gatotkaca. Pertempuran semakin seru. Tidak kurang dari enam belas saudara Duryodhana dapat diremukkan Bhimasena dalam pertempuran di hari kedelapan .


***

BERSAMBUNG

0 komentar :

Posting Komentar